Monday, June 17, 2013

Produktivitas Karyawan

Diposkan oleh Unknown di 6/17/2013 03:13:00 AM


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transformasi sumber daya menjadi barang dan jasa. Produktivitas secara tidak langsung menyatakan kemajuan dari suatu perusahaan. Peningkatan berarti perbandingan yang naik antara jumlah sumber daya yang dipakai dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan. Pengurangan input pada saat output tetap atau penambahan hasil sedangkan input tetap, menunjukkan kenaikan produktivitas. Ukuran produktivitas merupakan cara yang terbaik untuk mengevaluasi kemampuan suatu negara menyediakan standar hidup yang baik bagi penduduknya. Hanya lewat penambahan produktivitas, maka tenaga kerja, modal, dan manajemen menerima pembayaran tambahan. Sehingga dapat meningkatkan standar kehidupan. Jika tenaga kerja, modal, manajemen ditingkatkan tanpa meningkatkan produktivitas maka harga akan naik pula, di sisi lain tekanan ke bawah pada harga saat produktivitas meningkat, menghasilkan lebih banyak yang di produksi dengan sumber daya yang sama.Peningkatan produktivitas dapat dilakukan apabila terjadi peningkatan produksi sumber daya manusia, peningkatan produksi sumber daya manusia dapat dipicu dengan meningkatkan motivasi dan insentif karyawan.
Unsur-unsur kejiwaan dari desain pekerjaan memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mungkin memberikan kontribusi terhadap kepuasan kerja dan motivasi. Selain factor-faktor kejiwaan ini, ada juga faktor-faktor keuangan. Uang sering berfungsi sebagai pemberi motivasi jiwa maupun keuangan. Penghargaan dalam bentuk uang bisa berbentuk bonus, pembagian laba dan system insentif. Bonus biasanya dalam bentuk uang tunai atau opsi saham, sering digunakan pada tingkat eksekutif rangka pemberian penghargaan kepada manajemen. System pembagian laba memberikan sebagian laba untuk dibagikan pada karyawan. Variasi pembagian laba adalah pembagian keuntungan. Teknik pembagian keuntungan memberikan penghargaan pada karyawan untuk berbagai peningkatan kinerja organisasi. Sistem insentif yang berdasarkan produktivitas individu ataupun kelompok digunakan di hampir seluruh perusahaan untuk meningkatkan produktivitasnya. Sistem ini sering mendasar pada pencapaian produksi di atas standar yang ditentukan. Standar ini dapat dibuat berdasarkan waktu standar per tugas atau jumlah unit yang di buat. Sistem waktu standar kadangkala disebut hari kerja terukur, dimana karyawan dibayar berdasarkan jumlah waktu standar yang dicapai. Sistem upah berdasar unit yang dihasilkan pekerja menggunakan waktu standar untuk setiap unit produk, dan upah karyawan dibayarkan berdasarkan jumlah unit produk yang di buat. System hari kerja terukur dan system upah per unit biasanya menjamin karyawan untuk mendapatkan upah dasar sesuai standar waktu kerja mereka.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Tinjauan Umum Mengenai Produktuvitas?
2.      Bagaimana Konsep Produktivitas?
3.      Faktor-faktor apa yang mempengaruhi produktivitas?
4.      Bagaimana langkah-langkah peningkatan produktivitas?
5.      Apa saja Tujuh Kunci Produktivitas Tinggi?

C.    Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami mengenai rumusan masalah yang diajukan diatas.












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tinjauan Umum Mengenai Produktivitas
Indonesia telah mengenal konsep produktivitas sejak tahun 1958 waktu konsep tersebut diperkenalkan di ITB dalam program Teknik Produksi di Bagian Mesin. Yang dipelajari saat itu adalah produktivitas pabrik dan stasiun kerja. Namun karena pada waktu itu suatu universitas atau perguruan tinggi dipandang sebagai pusat “textbook thinkers” seperti diucapkan oleh presiden Sukarno, maka dunia usaha tidak menaruh perhatian pada issue produktivitas. Lebih-lebih lagi bila diperhatikan sistem ekonomi terpimpin yang dilaksanakan, yang memiliki kebiasaan berdikari tanpa kesiapan yang memadai untuk itu, menghasilkan struktur pasar yang “sellers market” dengan kelangkaan barang yang sangat menyolok di pasar. Akibatnya sudah jelas bahwa harga-harga barang meningkat dengan tajam. Gejala ini diperkuat lagi dengan diterapkannya “deficit financing” oleh pemerintah, mencetak uang praktis tanpa batas, menyebabkan terjadinya inflasi yang meroket.
Tahun 1963 muncul inisiatif swasta untuk mendirikan Lembaga Produktivitas Indonesia, tapi inflasi ini pun kandas dihantam badai inflasi Indonesia. Tahun 1965 terjadi peralihan orde politik lama ke orde baru pembangunan. Lalu lintas devisa dan perdagangan internasional dibuka lebar-lebar. Sistem ekonomi terpimpin dengan “competitive market” nya menyebabkan banyak perusahaan yang terjungkir tidak siap untuk bersaing dan hilang dari peredaran.
Pembangunan Indonesia mengacu pada GBHN dan dilaksanakan dengan pelita-pelita. Atas dasar pengharapan bahwa pembangunan itu akan berjalan dengan baik dan berhasil. Pemerintah menyadari diperlukannya alat-alat monitor yang baik. Salah satu diantaranya adalah diadakannya Kepres No. 15 Tahun 1968, suatu Pusat Produktivitas Nasional, dengan pengarahan diberikan oleh suatu lembaga pengarah yang terdiri dari unsur-unsur tripartite pemerintah-pengusaha-buruh dengan diketuai oleh Menteri Tenaga Kerja. Pusat tersebut ditempatkan di Departemen Tenaga Kerja.
Lima belas tahun lamanya lembaga-lembaga produktivitas yang telah diadakan itu terbengkalai dan mendapat tempat hanya di pojok garasi kompleks gedung kementerian sampai tahun 1983. Bulan November 1983 dicapai kata sepakat untuk kemasyarakatan produktivitas ke seluruh lapisan masyarakat selama lima tahun dengan disertai sedikit kegiatan percobaan pengukuran dan usaha perbaikan produktivitas di beberapa perusahaan. Bulan Januari 1986 mulai diadakan konvensi GKM  dan sesudah itu setiap tahun diadakan konvensi-konvensi GKM, baik di tingkat perusahaan, wilayah maupun nasional. Bulan April 1986 Indonesia memberanikan diri untuk menjadi tuan rumah WPC ke-5 bersama-sama dengan WCPS. Periode 1988-1933 kampanye produktivitas masih menjadi program dalam DPN dan PPN. Pada tahun 1988 oleh Penteri Tenaga kerja nama PPN diganti menjadi PPTK (Pusat Produktivitas Tenaga Kerja) dan hanya menangani masalah-masalah produktivitas tenaga kerja saja.

B.     Konsep Produktivitas
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
Sebuah konsep yang menggambarkan antara hasil dengan sumber modal, tanah, energi dan sebagainya.
Ravianto (1990 :2) mengemukakan produktivitas adalah hubungan kerja antara jumlah produk yang dihasilkan dengan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut atau dengan rumusan umum yang lebih rasio antara keputusan kebutuhan dan pengorbanan yang diberikan.
Menurut berbagai pendapat di atas mengenai produktivitas, maka untuk mencapai produktivitas harus dengan cara tepat memastikan sumber-sumber daya harus dipergunakan. Secara umum produktivitas mencerminkan efisiensi dari penggunaan sumber daya yang menghasilkan. Ukuran (tenaga kerja, modal dan energi) yang menghasilkan keluaran tersebut. Atas dasar masukan dan keluaran tersebut, dicantumkan beberapa rumusan produktivitas yang dikemukakan oleh Ravianto (1992 : 21) yaitu : Produktivitas Total (PT) = Output / Input
Berdasarkan uraian mengenai pengertian-pengertian produktivitas diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input) pada perusahaan industri dan ekonomi secara keseluruhan. Penghargaan serta penggunaan motivator yang tepat akan menimbulkan produktivitas yang lebih tinggi. Semua ini mencakup pemberian insentif dan usaha-usaha menambah kepuasan kerja melalui sarana yang beraneka macam.
Produktivitas Sumber Daya Manusia dapat digambarkan sebagai suatu proses dari fungsi proses dari sisi respons individu terhadap ukuran kerja yang diharapkan oleh organisasi, yang mencakup desain kerja, proses pemberdayaan, dan pembimbingan, serta dari sisi individu itu sendiri yang mencakup ketrampilan, kemampuan, dan pengetahuannya. Oleh karena itu, dapat juga dikatakan bahwa kinerja individu merupakan hasil suatu proses perpaduan antara kapabilitas individu dengan sikap individu terhadap aspek pekerjaan dan organisasi. (Walker, 1993)
Sejalan dengan pernyataan diatas, Robbins (1990) secara tegas menyatakan bahwa produktivitas menggambarkan suatu sikap kerja yang ditampakkan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu perusahaan dan dapat dijelaskan melalui sistem evaluasi atau sistem penilaian kinerja. Kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh cara individu tersebut dalam merespons kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses kerjanya.
Menurut Benardin & Russel (1998) menjelaskan bahwa produktivitas karyawan adalah hasil keluaran yang dihasilkan pada fungsi atau aktivitas kerja tertentu selama periode waktu tertentu. Hal itu berarti bahwa produktivitas seseorang karyawan identik dengan hasil upaya dalam menjalankan tugasnya.

C.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Perusahaan mempunyai peranan yang sangat besar terhadap produktivitas kerja karyawan. Perusahaan harus dapat menjaga agar prodiktivitas kerja karyawan tidak megalami penurunan dari waktu sebelumnya. Untuk dapat mengetaui turun atau tidaknya produktivitas perusahaan harus dapat membuat standar kerja yang ditetapkan oleh pihak perusahaan dentgan standar kerja. Sedangkan faktor yang mempengaruhi produktivitas:
1.      Kemampuan, adalah kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang menyenangkan akan menambah kemampuan tenaga kerja.
2.      Sikap, sesuatu yang menyangkut perangai tenaga kerja yang banyak dihubungkan dengan moral dan semangat kerja .
3.      Situasi dan keadaan lingkungan, faktor ini menyangkut fasilitas dan keadaan dimana semua karyawan dapat bekerja dengan tenang serta sistim kompensasi yang ada.
4.      Motivasi, setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha meningkatkan produktivitas.
5.      Upah, upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja.
6.      Tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan dan latihan dari tenaga kerja akan mempengaruhi produktivitas, karenanya perlu diadakan peningkatan pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja. Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat dan tepat. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan dia untuk bekerja lebih produktif dari pada orang lain yang tingkat pendidikannya rendah. Hal ini dikarenakan orang yang berpendidikan tinggi memiliki cakrawala atau pandangan yang lebih luas sehingga mampu untuk bekerja atau mendapatkan lapangan kerja.
7.      Perjanjian kerja, merupakan alat yang menjamin hak dan kewajiban karyawan. Sebaiknya ada unsur-unsur peningkatan produktivitas kerja.
8.      Penerapan teknologi, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi produktivitas, karena itu penerapan teknologi harus berorientasi mempertahankan produktivitas.
Pengaruh produktivitas kerja terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Suatu perusahaan dapat meningkatkan produktivitas. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan tersebut dapat melangsungkan kegiatan operasionalnya di masa yang akan datang. Tujuan peningkatan produktivitas ini dapat dilihat dari beberapa sisi, bagi suatu perusahaan peningkatan produktivitas ini mempunyai tujuan antara lain:
1.      agar perusahaan tersebut mempunyai daya saing pasar
2.      untuk menjamin kelangsungan kegiatan di perusahaan tersebut
3.      untuk dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan
4.      agar perusahaan tersebut memungkinkan memperluas perusahaan
5.      agar perusahaan tersebut dapat meningkatkan volume produksinya
Sedangkan untuk tingkat individu, tujuan dan peningkatan produktivitas ini adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan serta mempunyai kesempatan untuk berperan aktif di dalam perusahaan. Peningkatan produktivitas karyawan dapat dilihat dari bentuk :
1.      jumlah produksi meningkat dengsn menggunakan masukan yang sama
2.      jumlah produksi meningkat yang dicapai dengan menggunakan masukan yang turun
3.      jumlah produksi yang lebih besar yang diperoleh dengan tambahan masukan yang relatif kecil
Dari pembahasan di atas perusahaan akan dengan mudah mencapai tujuannya dengan adanya produktivitas kerja yang tinggi dari karyawan perusahaan tersebut. Dengan adanya pemberian insentif maka pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan akan sangat mendorong pencapaian tujuan perusahaan itu sendiri dan pemberian insentif ini merupakan salah satu factor dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
D.    Langkah-langkah Peningkatan Produktivitas
Tahapan peningkatan produktivitas yang komprehensif dan terintegrasi ¹) :
1.      Analisa situasi.
Langkah awal manajemen produktivitas harus mampu menganalisa situasi sebelum mengambil keputusan ataupun mengambil tindakan yang akan ditetapkan . Contoh : Pada sebuah RS, kunjungan pasien lagi menurun drastis dari biasanya, maka tidak perlu menambah tenaga kerja / perawat baru.
2.      Merancang program peningkatan produktivitas.
Untuk peningkatan produktivitas maka dibutuhkan pula dasar program dengan rancangan yang tepat, efektif dan efisien. Contoh : Untuk menambah kunjungan pasien rawat jalan disebuah RS, maka bisa dilakukan langkah-langkah promosi, baik dilakukan melalui media iklan, maupun bisa langsung melaksanakan program pemeriksaan gula darah gratis, khitanan gratis dan lain sebagainya.
3.      Menciptakan kesadaran akan produktivitas.
Kesadaran dari semua pihak yang terlibat dalam sebuah perusahaan / lembaga, merupakan kunci penting untuk peningkatan produktivitas seperti yang diharapkan. Contoh : Karyawan mematikan alat-alat listrik yang tidak sedang digunakan, untuk menghemat energi dengan tujuan menghemat pengeluaran biaya.
4.      Menerapkan Program
Untuk meningkatkan produktivitas program sudah disusun dan diputuskan, maka harus diimplementasikan dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan akhir. Contoh  Program peningkatan keterampilan SDM dengan cara mengadakan berbagai pelatihan seperti tehnik infus bayi dan lain sebagainya, dengan tujuan untuk peningkatan produktivitas.
5.      Mengevaluasi program dan memberikan umpan balik
Untuk menilai hasil akhir maka perlu dilakukan evaluasi program dengan memberikan umpan balik. Contoh : Mengevaluasi hasil dari pelatihan tehnik infus bayi, apakah perawat tersebut lebih profesional setelah mengikuti pelatihan tersebut?

E.     Tujuh Kunci Produktivitas Tinggi
1.      Keahlian, manajemen yang bertanggungjawab.
Ikatan kritis antara manajemen perusahaan dengan produktivitas adalah saksi dalam definisi dasar produktivitas itu sendiri. Pada dasarnya, produktivitas adalah rasio antara keluaran (output ) dan masukan ( input ) yang bernilai, misalnya efisiensi dan efektivitas sumber- sumber daya yang tersedia, yaitu kepegawaian, alat, bahan, modal, fasilitas, energi dan waktu untuk mencapai keluaran yang sangat bernilai. Untuk mencapai produktivitas tinggi, setiap anggota manajemen harus diberi motivasi tinggi, positif dan secara penuh ikut melakukan pekerjaan. Secara bersama- sama, kesamaan sikap relative diperlukan untuk seluruh kekuatan kerja.
2.      Kepemimpinan yang luar biasa.
Dari semua factor, kepemimpinan manajerial memiliki pengaruh terbesar dalam produktivitas. Akhirnya, tujuan setiap organisasi bergantung pada kualitas kepemimpinan. Meskipun mudah dikenal, kepemimpinan sangat sulit didefinnisikan. Tidak ada dua gaya kepemimpinan yang sama – setiap gaya adalah unik bagi setiap individu, dan memang seharusnya demikian. Lebih lanjut, pemimpin yang baik dalam satu situasi mungkin saja bukan pemimpin yang baik dalam situasi yang lain. Demikian juga jenis pemimpin yang dibutuhkan secara khusus bergantung pada kelompok yang dipimpinnya. Meskipun demikian, kelompok yang sama masih dapat memerlukan jenis kepemimpinan lain pada saat berlainan dalam evolusinya. Sebagian manjer memiliki beberapa kemampuan kepemimpinan, tetapi hanya sedikit yang merupakan pemimpin luar biasa.
3.      Kesederhanaan organisasional dan operasional.
Susunan organisasi harus diusahakan agar sederhana, luwes dan dapat disesuaikan dengan perubahan, selalu berusaha mengadakan jumlah tingkat minimum yang konsisten dengan operasi yang efektif. Hal ini memberikan garis pengarahan lebih jelas, juga tanggung jawab yang kurang terpecah-belah dan sangat menunjang pengambilan inisiatif lebih besar oleh siapa saja dalam organisasi.
4.      Kepegawaian yang efektif.
Sebagai langkah awal, banyak perhatian dicurahkan pada pemilihan orang – menekankan pada mutu dan bukan kuantitas. Menambah lebih banyak pegawai belum tentu berarti meningkatkan produktivitas. Dan sebelum mempekerjakan orang baru, seharusnya dipastikan dahulu bahwa yang ada sekarang sudah berkinerja menurut kemampuan. Standar untuk manajer dan personalia kunci khususnya harus tinggi. Jika kedudukan ini dipegang oleh orang yang kompeten, orang kompeten lain akan tertarik masuk ke dalam organisasi
5.      Tugas yang menantang.
Tugas merupakan kunci untuk proses yang kreatif dan produktif. Setiap individu mempunyai suatu suasana khusus kegiatan kreatif dan produktif yang tinggi. Akan tetapi, orang yang tepat harus disesuaikan dengan masalah yang tepat baginya. Pekerjaan itu sendiri harus memberikan motivasi. Hal ini terutama menjadi kunci ke proses yang kreatif/inovatif. Panduan optimal dari pekerjaan dan lingkungan kerja menciptakan suatu getaran dalam diri seseorang; kerja seakan- akan menjadi bermain saja. Sebaliknya, jika pekerjaan seseorang tidak memberi kepuasan kepadanya, ia seringkali akan mengalihkan perhatian dan energinya ke usaha pribadi di luar organisasi. Menurut definisi, jangan sekali- kali memberikan suatu tugas kepada orang yang mempunyai keterampilan yang dipersyaratkan; berikan tugas itu kepada orang yang menginginkannya dan senang melakukannya; dan jangan sekali- kali memberikan tugas, yang dalam keadaan lain, kita sendiri tidak akan mau menerima.
6.      Perencanaan dan pengendalian tujuan.
Perencanaan yang tidak efektif menyebabkan kebocoran besar dalam produktivitas, misalnya orang yang tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka, tugas yang tidak satu fasa dengan tugas lain, kegiatan peripheral, pelaksanaan di atas atau di bawah kinerja, dan operasi yang sebesar- besarnya berhenti dan mulai lagi. Sebaliknya, perencanaan yang efektif meningkatkan produktivitas operasional, yaitu membantu memastikan penggunaan sumberdaya dengan sebaik- baiknya, memadukan semua aspek. program ke dalam sesuatu yang efisien, upaya yang tepat, meminimalkan permulaan yang salah dan pelaksanaan usaha yang tidak produktif , menyediakan kelonggaran untuk risiko dan keadaan darurat pada masa depan dan meniadakan krisis manajemen yang berkelanjutan. Dengan cara yang sama, menjadi sangat penting untuk memantapkan system pengendalian yang efektif yang mengukur kemajuan terhadap rencana, menemukan penyimpanagn, menetapkan tanggungjawab, menunjukkan tindakan perbaikan dan memastikan bahwa kinerja yang tidak memenuhi standar ditingkatkan.
7.      Pelatihan manajerial khusus.
Manajemen jelas menjadi faktor utama bagi produktivitas organisasi manapun, menjadi sangat penting bahwa organisasi berusaha mengembangkan suatu komitmen terhadap produktivitas dalam seluruh tim manajemennya, dan memberikan kepada anggota tim tersebut saran yang berguna untuk menerapkan usaha peningkatan produktivitas yang efektif dalam seluruh organisasi.













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ravianto (1990 :2) mengemukakan produktivitas adalah hubungan kerja antara jumlah produk yang dihasilkan dengan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut atau dengan rumusan umum yang lebih rasio antara keputusan kebutuhan dan pengorbanan yang diberikan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas:
1.      Kemampuan
2.      Sikap
3.      Situasi dan keadaan lingkungan
4.      Motivasi
5.      Upah
6.      Tingkat pendidikan
7.      Perjanjian kerja
8.      Penerapan teknologi
Langkah-langkah peningkatan produktivitas:
1.      Analisis situasi
2.      Merancang program peningkatan produktivitas
3.      Menciptakan kesadaran akan produktivitas
4.      Menerapkan program
5.      Mengevaluasi program dan memberikan umpan balik
Tujuh kunci produktivitas tinggi:
1.      Keahlian, manajemen yang bertanggungjawab.
2.      Kepemimpinan yang luar biasa.
3.      Kesederhanaan organisasional dan operasional.
4.      Kepegawaian yang efektif.
5.      Tugas yang menantang.
6.      Perencanaan dan pengendalian tujuan.
7.      Pelatihan manajerial khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Justine T. Sirait. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya manusia. Jakarta: Cikal Sakti. 2007.
http://www.scribd.com/doc/21606903/MSDM


0 komentar:

 

Arisbayati.. Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea