apa kabar negeriku,
di pagi hari aku tersenyum manis melihat matahari yang masih
bersinar seri menyapaku, ku lambaikan tanganku kepadanya dan sekilas
kuperhatikan awan masih terlihat biru.
"masih baik-baik saja" gumamku.
kemudian ku hirup udara segar yang telah lama ku nanti ini,
"masih sama seperti dulu"
ketika kulihat sekelilingku, oh tuhan manusia di muka bumi
ini semakin banyak, rumah-rumah semakin padat, dan jalanan di depan semakin
merayap dengan kendaraan-kendaraannya " ini yang sedikit berbeda dari dulu
dikala aku masih kecil". Ini di kampungku.

Uang kami untuk negeri dikemanakan ya???
bagaimana bisa saat ini ku ubah disekitarku sama seperti
dulu kulihat, kusapa, dan kurasa, aku tidak bisa mengembalikannya dengan tangan
yang masih kecil ini... hanya secuil pesan yang bisa kulakukan untuk saat ini.
dengarkan kami para penguasa negeri, ini adalah salahsatu
permintaan dari rakyatmu, mampukah kau memikul amanah dari rakyatmu untuk
negeri yang lebih baik lagi?
Kami mengirimkan wakil kami untuk menyampaikan pesan kami,
dan kiranya pesan kami pun sulit tersampaikan.
Apa yang salah??
Kami kah yang terlalu bodoh untuk dibodohi dengan
janji-janji palsu para wakil? Atukah mereka yang tak mampu memikul amanah?
Kalau begitu kenapa kau berkata siap dan sumpah di atas
alquran?? Apa yang akan perbuat dengan jabatanmu itu?
Ahh sepertinya pertanyaan-pertanyaan bodoh ini hanya akan
dijadikan sampah oleh mereka. Rakyat rajin dibodohi, penguasa pun asik
membodohi.

Hei penguasa, jika tak mampu memikul amanah jangan kau
lumpuri negeri indah kami ini dengan tangan kokohmu yang kotor. Kami menginginkan
negeri yang makmur, dan alam yang terjaga kelestariannya.