PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa
diperlukan langkah yang sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber
dayanya secara efisien dan efektif. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan
perencanaan yang cermat dari manajemen dalam meniti langkah operasional yang
akan dilakukan. Derajat kompleksitas perencanaan tersebut tentu dipengaruhi
oleh skala perusahaan; perusahaan besar relatif memerlukan perencanaan yang
lebih formal dan rinci.
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan
rencana kerja dalam
rangka
waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang
lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft
planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional
yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka
panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang akan datang.
Untuk melukiskan anggaran dan proses penyusunan
anggaran, layaknya sebagai suatu proyek pembangunan gedung berlantai tiga
puluh. Untuk membangun gedung tersebut diperlukan waktu tiga tahun. Gedung
tersebut akan dibangun berdasarkan cetak biru (blue print) dan
berdasarkan rencana biaya yang dibuat oleh arsitek. Setiap bulan dibuat
anggaran biaya untuk pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan setiap
bagian gedung tersebut, sehingga keseluruhan pekerjaan gedung tersebut dapat
terlaksana sesuai dengan blue print yang telah dibuat dengan rencana biaya yang
telah disusun sebelum proyek dilaksanakan.
Proses penyusunan anggaran merupakan proses
penyusunan rencana jangka pendek, yang dalam perusahaan berorientasi laba,
pemilihan rencana didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba.
Oleh karena itu sering sekali proses penyusunan anggaran sering sekali disebut
sebagai penyusunan rencana laba jangka panjang (short-run profit planning).
Untuk memungkinkan manajemen puncak melakukan pemilihan rencana kerja yang
berdampak baik terhadap laba, manajemen menggunakan teknik analisa biaya-volume
dan laba. Dalam analisis biaya-volume dan laba ini, informasi akuntansi
diffirensial memungkinkan manajemen untuk melakukan pemilihan berbagai
altematif kerja yang akan dicantumkan dalam anggaran.
Setelah suatu rencana kerja dipilih untuk mencapai
sasaran anggaran, manajer yang berperan untuk melaksanakan rencana kerja
tersebut memerlukan sumber daya, untuk memungkinkannya mencapai sasaran
anggaran. Demikian mangenai penyusunan anggaran untuk perusahaan yang tidak jauh
berbeda dengan negara, kemudian bagaimana untuk koteksnya negara. Maka kami
akan membahasnya dengan judul “ Penyusunan
Anggaran”
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
yang menjadi fokus penyusunan diuraikan ke dalam rumusan-rumusan pertanyaan
yang lebih spesipik. Adapaun identifikasi masalahnya sebagai berikut:
a. Bagaimana Penyusunan Anggaran?
b. Bagaimana
Alokasi anggaran?
c. Contoh
Efisiensi Penyusunan Anggaran dari Agus Martowardojo?
d. Bagaimana Metode Penyusunan Anggaran?
e. Apa Faktor yang mempengaruhi
penyusunan Anggaran (budget) ?
f. Apa saja Unsur-unsur utama dalam anggaran (budget) ?
g. Apa saja Macam-macam anggaran ?
h. Apa kegunaan pokok Anggaran ?
i.
Bagaimana Proses penyusunan
anggaran ?
j.
Bagaimana Cara penyajian ?
1.4 Tujuan Penyusunan
Dari perumusan masalah
diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Penyusunan Anggaran
b. Alokasi anggaran
c. Contoh
Efisiensi Penyusunan Anggaran dari Agus Martowardojo
d. Metode Penyusunan Anggaran
e. Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget)
f. Unsur-unsur utama dalam anggaran (budget)
g. Macam-macam anggaran
h. kegunaan pokok Anggaran
i.
Proses penyusunan anggaran
j.
Cara penyajian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penyusunan Anggaran
Anggaran merupakan sejumlah uang yang
dihabiskan dalam periode tertentu
untuk melaksanakan suatu program. Tidak ada
satu perusahaan pun yang
memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses penyusunan anggaran
menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan.
Secara garis
besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah
(top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
2.1.1. Dari atas ke bawah (Top-down)
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan
anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada para karyawannya agar
menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program.
Terdapat 5 metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah:
a.
Metode kemampuan (The affordable method) adalah
metode dimana perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan
operasional dan produksi tanpa
mepertimbangkan efek pengeluaran
tersebut.
- Metode pembagian semena-mena (Arbitrary allocation method) merupakan proses pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik dari metode sebelumnya. Metode ini tidak berdasar pada teori, tidak memiliki tujuan yang jelas, dan tidak membuat konsep pendistribusian anggaran dengan baik.
- Metode persentase penjualan (Percentage of sales) menggambarkan efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan persentase peningkatan penjualan di lapangan. Metode ini mendasarkan pada dua hal, yaitu persentase penjualan dan sejumlah pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi yang dilakukan.
- Melihat pesaing (Competitive parity) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya. Tiap perusahaan akan berusaha untuk melakukan promosi yang lebih baik dari para pesaingnya dengan tujuan untuk menguasai pangsa pasar.
- Pengembalian investasi (Return of investment) merupakan pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi lainnya. Sesuai dengan arti katanya, investasi berarti penanaman modal dengan harapan akan adanya pengembalian modal suatu hari.
2.1.2. Dari bawah ke atas (Bottom-up)
Merupakan
proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses
penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara
tujuan dengan anggaran. Terdapat 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari
bawah ke atas, yakni:
a.
Metode tujuan dan tugas (Objective and task method)
dengan menegaskan pada penentuan tujuan dan anggaran yang disusun secara
beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan
tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan
perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
- Metode pengembalian berkala (Payout planning) menggunakan prinsip investasi dimana pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akan mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi keuntungan yang diterima dari hasil penjualan. Pada tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik impas (break even point) antara biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan. Strategi ini hasilnya dirasakan dalam jangka panjang.
- Metode perhitungan kuantitatif (Quantitative models) menggunakan sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukkan dalam komputer dengan teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis. Metode ini jarang digunakan karena kompleks dalam pemakaiannya.
2.2. Alokasi
anggaran
Setelah
mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan program, hal
selanjutnya adalah bagaimana mengalokasikan anggaran yang tersedia.
Mengalokasikan anggaran berarti melakukan pembagian dana secara sistematis
berdasarkan keseluruhan anggaran yang dimiliki perusahaan untuk melangsungkan
program tersebut. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengalokasian
anggaran mencakup potensial pasar, ukuran dan segmen pasar, kebijakan perusahaan,
skala ekonomi periklanan, dan karakteristik perusahaan.
2.3. Contoh
Efisiensi Penyusunan Anggaran dari Agus Martowardojo
"Kalau direncanakan dengan
baik, pasti pelaksanaannya juga baik. Tapi jika kementerian lembaga yang
melakukan perencanaan kurang baik, pelaksanaannya pasti akan terhambat karena
harus dilakukan revisi," katanya.
Jakarta, Aktual.co — Menteri Keuangan Agus
Martowardojo melakukan upaya efisiensi dalam proses pengajuan anggaran bagi
kementerian/lembaga.
"Proses penyusunan anggaran
yang lebih baik perencanaannya terus dilakukan selama tiga tahun
terakhir," kata Agus di Jakarta, Senin (11/3).
Ia mengatakan, mulai 2013 kementerian/lembaga dalam
mengajukan anggaran hanya perlu satu kali proses untuk meminta persetujuan Kemenkeu
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang membutuhkan dua kali proses yaitu
dengan meminta persetujuan satuan anggaran per satuan kerja (SAPSK) kepada
dirjen anggaran dan meminta persetujuan daftar isian pelaksanaan anggaran
(DIPA) pada dirjen anggaran.
"Dulu kalau ingin terbitkan
DIPA, tentu kementerian/lembaga harus berurusan dengan dirjen kemenkeu yang
berbeda sampai dua kali. Pada 2013, cukup satu kali, digabungkan SAPSK dan
DIPA-nya, itu contoh efisiensi sehingga sekarang kementerian/lembaga tidak
perlu bolak balik," katanya.
Selain itu pihaknya meminta agar
kementerian/lembaga memperbaiki perencanaan, tata kelola, transparansi dan
akuntabilitas pada proses penyusunan anggaran mereka.
Agus mengatakan bahwa penyusunan
anggaran yang baik bisa cepat disetujui dan dilaksanakan. Hal ini berbeda jika
perencanaan kurang baik karena akan membutuhkan revisi yang memakan waktu
sehingga pelaksanaannya menjadi terhambat.
"Kalau direncanakan dengan
baik, pasti pelaksanaannya juga baik. Tapi jika kementerian lembaga yang
melakukan perencanaan kurang baik, pelaksanaannya pasti akan terhambat karena
harus dilakukan revisi," katanya.
2.4. Metode
Penyusunan Anggaran
Penganggaran
sebagai suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen
anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu :
a.
Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga
(RKA-K/L) yang merupakan dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun
menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga;
b.
Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara
(RDP-BUN), adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum
Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja
maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer
kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Proses penganggaran merupakan uraian
mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif
sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final. Sistem
penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku kepentingan
(stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Hal-hal yang diatur dalam proses
penyusunan anggaran tersebut terutama berkenaan dengan proses penyiapan
penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi pokok, yaitu:
(1) pendekatan penyusunan anggaran, (2) klasifikasi anggaran, dan (3) proses
penganggaran.
Pendekatan yang digunakan dalam
penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2)
penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka
menengah (KPJM).
2.4.1. Pendekatan Penyusunan Anggaran
Pendekatan penyusunan anggaran yang
digunakan dalam proses penganggaran meliputi pendekatan: penganggaran terpadu,
PBK, dan KPJM. Pendekatan penyusunan anggaran tersebut menjadi acuan bagi
pemangku kepentingan bidang penganggaran dalam merancang dan menyusun anggaran.
a. Pendekatan
Penganggaran Terpadu
Penganggaran
terpadu merupakan unsur yang paling mendasar bagi penerapan pendekatan
penyusunan anggaran lainnya yaitu, Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). Dengan kata lain bahwa pendekatan anggaran
terpadu merupakan kondisi yang harus terwujud terlebih dahulu.
Penyusunan
anggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan
dan penganggaran di lingkungan K/L untuk menghasilkan dokumen RKA-K/L dengan
klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Integrasi
atau keterpaduan proses perencanaan dan penganggaran dimaksudkan agar tidak
terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L baik yang bersifat investasi
maupun untuk keperluan biaya operasional.
Pada sisi
yang lain penerapan penganggaran terpadu juga diharapkan dapat mewujudkan
Satuan Kerja (Satker) sebagai satu-satunya entitas akuntansi yang bertanggung
jawab terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta adanya akun
(pendapatan dan/atau belanja) untuk satu transaksi sehingga dipastikan tidak
ada duplikasi dalam penggunaannya.
Mengacu pada
pendekatan penyusunan anggaran terpadu tersebut di atas, penyusunan RKA-K/L
menggunakan hasil restrukturisasi program/kegiatan dalam kaitannya dengan klasifikasi
anggaran menurut program dan kegiatan, serta penataan bagian anggaran dan
satker untuk pengelolaan anggaran dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran
menurut organisasi.
b. Pendekatan
PBK
Penganggaran
Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran
yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan,
serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja tersebut. Yang dimaksud
kinerja adalah prestasi kerja yang berupa keluaran dari suatu Kegiatan atau
hasil dari suatu Program dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
c. Pendekatan
KPJM
KPJM adalah
pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan
keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktu lebih dari 1
(satu) tahun anggaran.
Secara umum
penyusunan KPJM yang komprehensif memerlukan suatu tahapan proses penyusunan
perencanaan jangka menengah meliputi:
1)
penyusunan proyeksi/rencana kerangka (asumsi) ekonomi
makro untuk jangka menengah;
2)
penyusunan proyeksi/rencana /target-target fiskal
(seperti tax ratio, defisit, dan rasio utang pemerintah) jangka menengah;
3)
rencana kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran,
dan pembiayaan) jangka menengah (medium term budget framework), yang
menghasilkan pagu total belanja pemerintah (resources envelope);
dpendistribusian total pagu belanja
jangka menengah ke masing-masing K/L (line ministries ceilings). Indikasi pagu
K/L dalam jangka menengah tersebut merupakan perkiraan batas tertinggi anggaran
belanja dalam jangka menengah;
Penganggaran sebagai suatu sistem
merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran yang di
Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu :
a.
Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga
(RKA-K/L) yang merupakan dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun
menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga;
- Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN), adalah rencana kerja dan anggaran Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara yang
memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun
pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer
kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Proses penganggaran merupakan
uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari Pagu
Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat
final. Sistem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh
pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Hal-hal yang diatur dalam proses
penyusunan anggaran tersebut terutama berkenaan dengan proses penyiapan
penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi pokok, yaitu:
(1) pendekatan penyusunan anggaran, (2) klasifikasi anggaran, dan (3) proses
penganggaran. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri
dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja
(PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).
2.5. Faktor yang mempengaruhi
penyusunan Anggaran (budget)
Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran. Anggaran
menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum
dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang
diperlukan. Pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri,
implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan
evaluasi dari hasil-hasil pelaksanaan rencana.”
2.5.1. Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget) yaitu :
a.
Faktor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam
perusahaan itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain berupa penjualan
tahun lalu, kebijaksanaan perusahaan, modal kerja yang dimiliki, tenaga kerja
yang dimiliki, kapasitas perusahaan yang dimiliki, dll.
b.
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada diluar
perusahaan tapi mempengaruhi kehidupan perusahaan. Factor-faktor tersebut
antara lain berupa keadaan persaingan, tingkat pertumbuhan penduduk,
penghasilan masyarakat, pendidikan masyarakat, penyebaran penduduk, agama,
adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat, dll.
Anggaran (Budget) yang baik haruslah mencakup seluruh kegiatan perusahaan,
yang sering dinamakan Budget Komprehensif. Secara garis besar isi dari Budget
Komprehensif terdiri dari:
Budget Taksiran (Forecasting Budget), berisi taksiran-taksiran tentang
kegiatan-kegiatan perusahaan dan keadaan (posisi) financial perusahaan pada
saat tertentu pada waktu yang akan datang.
Budget Variabel, berisi tentang
tingkat perubahan atau variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya yang termasuk
kelompok biaya ”semi-variabel” sehubungan dengan adanya produktivitas
perusahaan. Analisa Statistika dan Matematika Pembantu, yang dipergunakan untuk
membuat taksiran-taksiran serta mengadakan penilaian (evaluasi) dalam rangka
mengadakan pengawasan kerja.
Laporan Budget (Budget Report),
yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan budget yang dilengkapi dengan
berbagai analisa perbandingan antara budget dan realisasinya sehingga dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan sebab-sebabnya, baik yang
bersifat positif (menguntungkan) maupun negative (merugikan), sehingga dapat
ditarik kesimpulan dan tindak lanjut (follow-up) yang segera perlu dilakukan.
2.6. Unsur-unsur utama dalam anggaran (budget) :
a. Keseluruhan
Rencana, merupakan penentuan kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan
datang.
b. Kegiatan
Perusahaan, meliputi seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua
bagian-bagian dalam perusahaan.
c. Dinyatakan
dalam angka, adalah unit yang dapat digunakan pada semua kegiatan perusahaan
yang bermacam-macam.
d. Periode
tertentu, adalah keseluruhan mengenai apa-apa saja yang akan terjadi pada masa
yang akan datang.
2.7. Macam-macam anggaran (budget)
a. Budget
Strategis, ialah anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu melebihi satu
periode akuntansi (melebihi 1 tahun)
b. Budget
Taktis, ialan anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode
akuntansi atau kurang.
Budget disusun oleh panitia penyusun
anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri atas pemegang fungsi-fungsi
utama ( Budget Participative ).
2.8. kegunaan pokok Anggaran
a. Sebagai
pedoman kerja. Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah
serta target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan pada
waktu yang akan datang.
b. Sebagai alat
koordinasi kerja. Dengan adanya anggaran semua bagian-bagian yang terdapat di
dalam perusahan dapat saling menunjang dan bekerja sama dengan baik, untuk
menuju pada sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
c. Sebagai alat
pengawasan atau pengendalian. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur (alat
pembanding) untuk menilai dan mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan pada
masa yang akan datang.
2.9. Kelemahan anggaran
a.
Anggaran (Budget) hanyalah suatu alat.
b.
Anggaran (Budget) tidak menggantikan posisi manajemen.
2.10. Proses penyusunan anggaran
a. Mencari
faktor yang tersulit.
b. Posisi
perusahaan dalam persaingan ( Leader / Follower )
c. Memperoleh
data akurat.
d. Ahli.
2.11. Cara penyajian:
a. Angka akurat
b. Informatif
c. Mudah
dilihat pergerakannya
BAB
III
KESIMPULAN
Anggaran merupakan sejumlah uang yang
dihabiskan dalam periode tertentu
untuk melaksanakan suatu program. Tidak ada
satu perusahaan pun yang
memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses penyusunan anggaran
menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan.
Secara garis
besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah
(top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
Penganggaran
sebagai suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen
anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu : Rencana Kerja dan Anggaran –
Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) dan Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum
Negara (RDP-BUN).
Pendekatan yang digunakan dalam
penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2)
penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka
menengah (KPJM).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Belch, Geroge E dan Belch, Michael A. 2004. Advertising
and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective, Sixth
Edition. McGraw-Hill,
2.
Don dan Rogers, Martha. 2005. Return on Customer:
Creating Maximum Value for Your Scarcest Resource. Doubleday/Currency.
3.
Wikipedia
4.
www.google.com
0 komentar:
Post a Comment