2
“Dear
diary : pertama x nya bolos kuliah, pertama x nya karokean bersama
teman-teman. Ini sungguh menyenangkan!! Aku sedikit agak tenang walaupun
sekarang aku masih memikirkan Jau, Itu wajar-wajar aja. Dan sekarang aku harus ekstra menyalin
catatan yang kemarin plus mengerjakan tugas. Chayoooo!!!“
Keesokan
harinya aku pergi ke kampus seperti biasa yang sudah dijadwalkan, tapi mata
jadi tambah layu dari pada hari kemarin gara-gara seharian cape maen dan
malamnya bergadang nyalin catatan plus mengerjakan tugas. Ga apalah, toh
efeknya juga masih dalam taraf sebanding dengan yang diterima, buktinya aku ga
terlalu galau kayak sebelumnya. Tapi yang bikin heran banget ko Rere mukanya
biasa aja, ga ada tanda-tanda cape. Ah positif think king aja, mungkin planning
waktu nya lebih profesional dibandingkan aku. Oh iya Jau juga hari ini masih
belum terlihat -_- aku sms dia aja deh.
Say, hari ini mau kuliah?
|
"Bisa ga sih sehari silent. :@"
|
Cling...
sms terkirim. Ga di sangka, beberapa menit kemudian akhirnya Jau ngbales sms
"Kamu kenapa? Kalo ada masalah cerita dong. Kmu
marah sama aku?"
|
Aku kaget
menerima sms dari dia yang kasar, firasatku tepat! Ini ada yang ga bener. Tapi
setelah itu ga ada sms jawaban lagi, yang tadi itu bagaikan iklan lewat tapi
nyakitin banget. Ya Tuhan...kuatkan aku,
jangan nangis dulu, malu dilihatin sama teman-teman :’(
“Hey
pagi-pagi udah manyun, bukannya kemarin galaunya udah di delet” ujar Rere yang
datang tiba-tiba membuyarkan lamunanku.
“Iya,
tapi ga langsung kehapus tanpa bekas juga x”
“Heheee,
eh gimana Jau, udah ada kabar?”
“Belum”
jawabku simpel. Aku berbohong!! Tapi ngapain juga kalo diceritain mengenai sms
yang barusan, aku ga mau orang lain tau secara detail tentang masalahku, ini
itung-itung lagi menjaga lisan dari fitnah dunia walopun dia ini sohibku
sendiri tapi penerimaan informasi tiap-tiap orang kan berbeda-beda.
“Mau
karokean lagi?” tawar Rere, aku mengernyitkan dahi “biar ga mikirin Jau terus”
lanjutnya.
“Ga bosen
apa karokean terus” jawabku
“Emmm
atau kita maen ke gunung aja yu? Disana suasananya masih fresh, mungkin aja
disana fikiran lu jadi fresh juga”
“Enggak
ah, kalo kesana nanti kita bolos lagi dong”
“Ya iya,
itu konsekwensinya”
“Aku mau
ngerjain tugas dulu, hayu mau ikut? Abis kuliah selesai aku mau ke PUSDA”
“Hmmm,
yaudah kali ini Gue ikut lu aja. Tapi cuma kali ini aja Gue ke perpus, lu tau
sendiri kan Gue paling anti ama buku hehe”
“Yaa
terserah kamu aja deh”
Kami pun
segera berangkat ke pusda memakai motor miliknya Rere. Motor di parkir di
tempat parkiran, segera kami memasuki gedung perpustakaan.
“Lu mau
nyari buku apa sih Mell?” tanya Rere ketika kami berada di lift
“Buku apa
aja asalkan tentang menteri dan kementerian, buat makalah minggu depan
presentasi”.
Kami
terus berjalan. Sampainya tiba, aku langsung mencari buku yang ku maksud,
sedangkan Rere langsung ngincer tempat duduk lalu kemudian membuka laptop dan
membuka akun facebooknya. Dasar sohibku yang satu ini benar-benar aneh, ke
perpus cuma berburu wifi gratis.
Satu-persatu
ku ambil buku yang berada di rak lalu ku baca daftar isinya terlebih dahulu,
“Ga ada” gumamku. Iseng-iseng aku mengambil buku yang kira-kira tebelnya 7 cm,
ini buku tua tapi mudah-mudahan isinya mantep! Tapi aku terkejut ketika itu
juga aku melihat Jau berada di sebrang rak tempat buku tebel itu berasal. Aku
ga memanggilnya tapi aku langsung lari menuju Jau yang sedang berdiri disana
sambil mencari-cari buku. Ga sulit bagiku untuk mencari dimana Jau berdiri
karena kita hanya terhalang oleh satu rak buku yang besar dan panjang.
Alhamdulillah Tuhan akhirnya aku menemukan Jau. Ku arahkan pandanganku tegak
lurus tepat dimana Jau berdiri, aku berjalan menghampirinya. Namun saat aku
mulai mendekat, seorang cewek yang berada di belakangnya menyambar tangan Jau
dengan mesra. Seketika itu aku berbalik arah dan bersembunyi di ujung rak.
“Sayang,
coba lihat buku ini deh..yang ini bukan?” kata cewek itu kepada Jau dengan nada
manja. Iiiiiii nyebelin!! Gumamku.
“Mana
lihat, emmmm ini bisa sih cuma ga lengkap sayang” ujar Jau sembari
mengacak-acak poni cewek itu dengan tangannya yang jahil. Degh!! “Ini maksudnya
apa?” tanyaku dalam hati. Aku berdiam diri mematung disana melihat pemandangan
yang menjengkelkan! Harusnya aku labrak mereka aja seperti yang ada di
film-film tapi ga tau kenapa kaki tiba-tiba jadi kesemutan, badan juga ga bisa
digerakkan kayak orang yang stroke. Sialllllllllllaaaaannnn!!!!!! :’(
Aku
mundur menjauh, selangkah, dua langkah, tiga langkah, kemudian aku berlari
tanpa mempedulikan semuanya. Aku ga peduli terhadap orang-orang yang ku tabrak,
ga peduli dengan tugas dan buku, dan... Rere, aku melupakannya. Akh saking
emosinya sih. Tapi Tuhan Maha adil, Dia tidak akan membiarkan kita sendirian
menangis. Seseorang telah memberikan saputangannya, aku sempat melirik wajahnya.
“Terima
kasih” ucapku, dia hanya menjawab dengan senyuman kemudian pergi. Sebenarnya
aku jadi pengen ketawa, masa zaman sekarang masih pake saputangan, sekarang kan
musimnya pake tisyu tapi ga apalah say thank you aja dari pada engga ada sama
sekali.